Selasa, 24 Maret 2009

Ramai

Hari ini, hari-hari kita tengah ramai. Ramai oleh slogan dan janji-janji. Ramai dengan wajah-wajah yang sumringah yang terpampang di spanduk-spanduk! Ramai akan klaim perbaikan nasib dan perubahan! Yah, tak apalah. Sebuah keramaian terkadang mungkin diperlukan.

Dalam batasnya keramaian yang hari ini tengah mengepung kita merupakan refleksi akan begitu sesaknya dada sebagian orang untuk mewakili kepentingan "orang banyak". Bahkan hasrat untuk mewakili ini terkadang membuat kita terharu. Setidaknya, masih ada sebagian orang yang mengiklaskan dirinya menjadi corong kehendaknya ini, dan dengan suka rela untuk "dipantek" dan bergelantungan di pohon-pohon! Untuk ini, selayaknya kita mengucapkan terimakasih. Bahwa, dengan segenap ikhtiar yang ada, sebagian orang dengan susah payah memberanikan diri untuk mengatakan kita layak diwakili.

Setidaknya hari yang ramai belakangan ini membuat kita menjadi ingat bahwa hasrat yang paling primitif yang bernama kuasa (dengan kemasan anggun bernama keterwakilan) itu masih begitu penuh warna dan corak. Dan, dalam setiap warna dan corak yang terpancar, sedikitnya kita sebagai bagian dari penyaksi gejala lima tahunan ini dapat menelisik dan jika perlu menyangsikan keramaian ini. Karena, adalah hukumnya, yang tampak sesaat seperti kilauan cahaya jamaknya tak selalu merupakan pancaran dari hakikat keberadaaanya. Sehingga, tatkala keramaian ini berakhir, setidaknya masih ada ingatan yang didapat.

Tabik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar